Hari ini aku punya murid baru kelas satu SD. Mungkin banyak yang tidak percaya, disaat teman-teman sedang liburan, Yolanda, gadis kecil 6 tahun itu, harus belajar dan terpaksa belajar. Semua demi masa depannya.
Yolanda tidak naik kelas dan diwajibkan untuk ikut ujian lagi. :-) seperti anak kelas tiga SMP/SMA yang tidak lulus UAS. Haruskah anak kelas satu SD mengikuti tes seperti paket B/paket C yang diterapkan pemerintah??? Sanggupkah gadis kecil itu sekolah lagi di tempat yang sama???
Aku tidak sanggup melihat matanya yang berkaca ketika ibunya berharap agar aku bisa mengajari anaknya membaca dan berhitung. Ibu itu sangat berharap anaknya bisa lulus ujian tanggal 16 Juli nanti dan sangat berharap anaknya naik kelas seperti teman-teman yang lain.
Satu hal yang selalu kupertanyakan, Apakah standar kelulusan yang diterapkan di setiap sekolah?? Aku tidak bisa memberi harapan dan menjanjikan gadis kecil itu lulus ujian "perbaikan". Namun aku hanya akan mencoba membantu memotivasinya untuk tidak menyerah dan menganggap dirinya bodoh karena tidak bisa naik kelas seperti teman-teman yang lain.
selama ini sering kita beranggapan bahwa "akh..itu mudah kok!" ngajar itu mudah, cuma terangkan beberapa materi dan beri latihan. siap deh..
Namun sudah beberapa hari ini aku semakin sadar, TERNYATA tidak ada sesuatupun yang mudah. Aku pernah beranggapan ketika orang tuaku pulang kerja dan bilang "mama capek, baru selesai mengajar". Dulu aku selalu berkomentar "akh...ngajar khan mudah, nggak perlu tenaga". Aku tidak pernah membayangkan polah tingkah murid-murid orang tuaku, aku tidak pernah tahu kemampuan mereka dan apakah mereka bisa paham dengan satu kali ajar? yang aku tahu hanyalah "MENGAJAR ITU MUDAH"
INFACT... ngajar sangatlah sulit. sekarang aku punya murid, Robby, Rozy, Vio n Deni. tiap mereka punya tingkah polah yang berbeda. Rozy yang bandelnya minta ampun, Robby yang sanat getol dengan games n Vio yang susah nagkep n Deni yang hobby cerita. Benar-benar diperlukan kesabaran buat ngajar mereka. Mereka tak pernah tau apakah aku sedang banyak masalah, apakah smsku sudah beberapa kali tidak di balas n aku sangat memikirkan itu. Mereka tak pernah tau dan tak pernah mau tau. Yang jelas bagi mereka...Ajari Aku!!
Aku sayang sama mereka. Rozy, kelas dua SD and Robby kelas tiga Sd hari ini bakal ujian. Deni dan Vio juga mulai ujian hari ini. Wah...ternyata jadi Guru itu susah-susah bahagia. bahagianya ketika mereka mau pulang. dengan bersalaman dan menyaksikan mereka menicium tanganku, semua kemarahan berakhir... Tak ada lagi dendam yang ada hanya Do'a agar mereka kelak berhasil. Amin..
aku terus bertanya pada asap yang mengepul. di manakah hatiku berada? ketika ku berjalan dan terus berjalan, teman-teman selalu mengingatkan ku "hati-hati nanti hatimu remuk". Aku sangat berterima kasih atas peringatan ini tapi..berapa lama berselang aku mulai lupa. lupa akan apa yang kucari dan lupa akan hatiku yang kian mengepul bersama asap dan hilang mengudara.
Sekarang.. aku hanya menanti datangnya hujan. Hujan yang akan membawa tetesan-tetas hati ku yang tak pernah kujaga dengan sangat hati-hati. aku tidak akan lagi mau membiarkan asap membawanya pergi.
Aku akan tetap jaga serpihan ini dan ku yakin akan kutemukan sisi baik dari hatiku. aku yakin itu. walau belum untuk saat ini.
Satu Juni bukan April mop dan juga ulang tahun seseorang yang kucintai. Tapi satu Juni akan jadi moment yang takkan pernah kulupakan. TANGGAL satu Juni aku TIDAK mendapatkan uang, oleh-oleh ataupun keberuntungan lainnya. tapi..tanggal satu Juni adalah perubahan besar yang aku lakukan dan ini benar-benar Gila.
Aku tak pernah berfikir akan melakukan hal gila dalam hidupku. Aku tak pernah menginginkan sebuah sensasi untuk membuat orang lain memperhatikanku. namun, ini benar-benar sebuah mukjizat. Ada kekuatan yang menggerakkanku untuk melakukan this silly thing. Aku tak menyadari akan menjadi perubahn terbesar dalam hidupku.
Aku tahu ini silly thing tapi aku sangat lega. ternyata untuk memulai sesuatu diperlukan keberanian dan inilah yang belum aku miliki selama ini. AKU HARUS BERANI!
BERANI MENERIMA SEMUA RESIKO DARI SETIAP TINDAKANKU. Thanks God,
