Pagi minggu, Aku janjian dengan seseorang di Bukittinggi. Aku bebar-benar kangen dengannya. Aku ingin bercerita banyak. aku ingin tertawa bersama dan menikmati sejuknya Bukittinggi bersamanya.
Aku ingin hidup bersamanya, menjalani hari-hari dalam bimbingannya dan aku ingin terus berada dipangkuannya. tapi di saat aku mulai belajar untuk memahami hidup ini, aku merasa sangat jauh denganmu. Aku tidak lagi bisa bercengkrama denganmu bahkan aku sudah harus berpisah lagi ketika cerita belum berakhir dan semua masih menggantung.
Namun demikianlah hidup Ma... Ketika Mama menginginkan seseorang untuk berbagi, ketika mama ingin mengenang masa-masa indah kita belanja bersama, memasak bersama bahkan duduk di beranda depan sambil menikmati hidangan sore hari bersama, Aku malah tak punya waktu.
Aku lebih sering berkata sibuk. padahal aku tahu kesibukanku tidaklah seberapa. Aku merasa sepi ma, aku tidak lagi mendengar omelanmu ketika aku salah atau ceroboh. aku tidak lagi menyaksikan raut cemas wajahmu ketika aku luka. tidak ma...semua tidak lagi kita nikmati bersama.
Minggu, 9 Maret 2008. Akan kuingat. dimana kumenyaksikan kegelisahanmu menunggu kedatanganku dan aku juga menyaksikan betapa bahagiannya Engkau ketika aku menyapamu.
tapi sekali lagi maaf kan aku Ma. Aku selama ini menjauh darimu. Padahal Engkau benar-benar ingin bercengkrama denganmu.