Sunday, July 01, 2007
GAgak dan Nuri

Ada sebuah cerita tentang seekor Gagak. Gagak memiliki bulu yang indah dan terbuat dari emas. Banyak yang iri padanya. Burung Balam, burung Nuri dan burung Pelatuk tidak bisa menyamai keindahannya. Mereka merasa tidak ada yang bernilai pada dirinya. Mereka ingin menjadi Gagak yang dikagumi oleh banyak orang. Suatu hari sang Gagak bertemu dengan burung Nuri. Entah kenapa, Nuri yang memiliki bulu hitam dan tidak bisa terbang tinggi itu menjadi perhatian Gagak. Dia merasa kasihan pada Nuri dan mencoba untuk berteman dengan sang Nuri. Gagak pernah bilang Nuri itu tidak akan bisa terbang jauh “Nuri, kasihan sekali kamu, tidak bisa terbang tinggi dan bulu-bulumu hanya dilapisi oleh arang, apakah kamu tidak malu?”. Nuri terkejut dan menjawab “maksudmu apa Gak?. Aku tidak pernah merasa malu walau aku tidak mampu terbang tinggi karena makananku ada di tempat yang rendah. Aku bisa makan ulat di ranting pohon kecil dan aku bisa melompat dengan gembira didalam semak-semak ilalang. Jadi aku sangat beruntung karena makananku dapat kujangkau”.

“kamu payah Nuri. Kamu tentu tidak bisa pergi menikmati indahnya dunia lain. Kamu juga tidak bisa melihat indahnya alam di luar sana”. Aku bangga dengan tubuhku. Aku bisa pergi ke benua lain. Aku sudah pernah ke Australia, New Zealand bahkan aku sudah pernah ke Thailand. Ya...walaupun disana aku tidak bisa bertahan hidup karena cuacanya tidak cocok denganku, tapi aku khan sudah pernah menyaksikan semuanya. Sedang kamu... sampai matipun kamu akan tetap di sini”.

“Mhh.., kita khan diciptakan tidak sama, satu sama lain unik Gagak, Seharusnya kamu bersyukur dengan apa yang kamu miliki jangan menghinaku seperti itu”.

“Aku tidak menghinamu cuma aku kasihan melihat hidupmu. Benar-benar konstan. Oh iya aku ingin terbang jauh dulu Ya...

Aku ingin penghuni hutan ini melihat keindahan bulu-buluku dan aku juga ingin berada di pucuk pohon beringin itu. Pasti aku jadi idola.Bye....

Pergilah gagak meninggalkan Nuri. Nuri tidak lagi memikirkan kata-kata Gagak. Baginya mampu bertahan hidup di bumi yang semakin sempit ini, sudah mukjizat yang besar. Dia membayangkan sebentar lagi dunia akan kiamat. Hutan-hutan sudah hampir punah. Pohon-pohon tempat hidup dan mencari makannya sudah digantikan oleh gedung-gedung pencakar langit yang di atapnya terbentang kabel listrik berkekuatan tinggi, istilah kerennya “Sutet”. Jadi tak heran Nuri semakin bersukur masih bisa hidup.

Di bagian lain, Gagak dengan Angkuhnya menari-nari di angkasa. Dia menunjukkan keperkasaannya hingga dia tak sadar seorang pemburu sedang mengikutinya. Pemburu itu juga kagum dengan keindahan bulu yang dimiliki gagak, maka tidak disia-siakanlah keinginanya untuk membidik sang Gagak. Gagak belum juga sadar bahaya sedang mendekatinya, dia lupa akan bahaya dan tiba-tiba dorrr!!!!

Sang Gagak Jatuh ke tanah tanpa sempat menghindar.

Siapakah yang paling beruntung??? Sang Gagak dengan Bulu-bulu indah dan pergi ke mana saja atau Nuri yang tidak bisa terbang jauh????

posted by MIRA MAHAT @ 11:53 PM  
1 Comments:
  • At 5:57 AM, Blogger Bambang Aroengbinang said…

    keduanya sesungguhnya bisa sama-sama beruntung dan buntung sekaligus, pada kondisi yg berbeda.

    soal mati adalah bagian dari misteri, dan hanyalah persoalan waktu dan cara.

    menjadi gagak dengan cara pandangnya tidaklah salah, nuri yg tidak berpikir out of the box pun juga sah saja.

    hidup kadang adalah permainan pikiran.

     
Post a Comment
<< Home
 
my mind is mine and no one can change my mind except mine!
About Me

Name: MIRA MAHAT
Home: Lima Puluh Kota, West sumatra, Indonesia
About Me: I am not a good Mom, but I want to be a good mother
See my complete profile
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Previous Post
Archives
Warning

Alam takambang jadi guru

Other things
kebun tetangga terlihat lebih indah daripada kebun sendiri.
links
Template by

Free Blogger Templates

BLOGGER